Friday, January 29, 2010

Partner-Link

Quality Human Edited Web Directory
Behaved Urls
Column Site
Children's Health
Seo friendly general web directory reviewed by human editors
www.activesearchresults.com
Casinos On Line
Cadillac Jack Bingo Machines
Poker
Tragaperras
Effective Keno Strategies
Bingo
Free Casino
Tragaperras
Fichas De Poker
Poker

Denah Trusmi


Mungkin ini perlu diketahui oleh Sobat Wong Trusmi karena jalan yang menuju Trusmi rawan macet. Berikut ini jalan-jalan yang rawan macet.
1. Pasar Kue Plered, macet jam 10-14 WIB.
2. Pasar Pasalaran Plered, macet jam 8-9, jam 1 ( anak sekolah pulang ).
3. Jalan Buyut Trusmi, macet biasanya jam 16 ( tidak tentu tergantung banyaknya pengunjung, tapi biasanya tiap jam macet ).
4. Hindari jalan dari lampu merah Plered karena rawan macet banyak pedagang kaki lima, becak, pedati yang mangkal, selain itu kalau siang banyak anak sekolah.
Cara menghindari kemacetan adalah melalui jalan Panembahan, di situ juga banyak showroom batik.
O ya, kalau mau berkunjung ke Wong Trusmi workshop parkir mobilnya di Koperasi Batik Budi Tresna karena tempat workshopnya terpencil, berjalan cuma satu menit sekalian lihat sisi lain kehidupan Wong Trusmi.
Contact Person : Lisa Khaerisah
Alamat : Jl. Buyut Trusmi Rt. 16 Plered, Cirebon, 45154 ( belakang Koperasi Batik Budi Tresna )
Telephon : Tidak punya
Fax. : Apa lagi, tidak punya.
Handphone : 081312229056
Nomor Lain : 085224253056 ( suami )
Email : wongtrusmi@gmail.com

Tuesday, January 26, 2010

Buka Sirap Tradisi Empat Tahun Sekali

batik-trusmi-bening-embun
Buka Sirap adalah acara tradisi mengganti genting sirap yang terbuat dari kayu jati yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Dulu Buka Sirap dilaksanakan semindu atau delapan tahun sekali. Karena kualitas kayu yang tidak begitu bagus untuk sirap maka acara yang tadinya detiap delapan tahun diperpendek menjadi empat tahun sekali.

Kesenian Yang Hampir Punah di Trusmi

Maaf belum diedit...

Artikel terkait tentang ritual masyarakat Trusmi :
- Kesenian Yang Hampir Punah di Trusmi

Selametan Kehidupan dan Kematian Masyarakat Trusmi

Maaf belum diedit...


Artikel terkait tentang ritual masyarakat Trusmi :
- Kesenian Yang Hampir Punah di Trusmi

Memayu Hayu Ning Diri lan Memayu Hayu Ning Bawana

“Memayu hayu ning diri lan memayu hayu ning bawana”, yang artinya selalu memperbaiki diri dan selalu berbuat baik di dunia. Mengambil filosofi memayu di atas berarti memayu adalah melakukan perbaikan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kita, di sini memayu dipersempit menjadi melakukan perbaikan terhadap warisan Buyut Trusmi

Saparan Ritual Masyarakat Trusmi

 Dalam Islam bulan yang paling banyak membawa musibah adalah bulan Syafar. Dibulan ini diturunkannya 350.000 kecelakaan dan bencana., dan yang terbanyak pada hari Rabu terakhir bulan Syafar atau yang terkenal dengan istilah Rebo Wekasan.

Syawalan Ritual Masyarakat Trusmi

Setelah berpuasa selama bulan Romadhon, umat muslim disunahkan untuk menyambungnya selama enam hari berpuasa pada bulan Syawal. Siapa yang melaksanakan sunah tersebut ibarat berpusa setahun penuh. Maka selain hari kemenangan pada tanggal satu Syawal, masyarakat Trusmi juga menyambut kemenangan keduanya pada tanggal tujuh Syawal. Lalu apa yang dilakukan masyarakt Trusmi pada tradisi syawalan?

Setelah sholat shubuh masyarakat Trusmi melakukan tapak tilas pendiri padukuhan Trusmi dengan berjalan kaki menuju makan Sunan Gunung Jati. Tapak tilas ini dimaksudkan untuk mengenang kembali perjuangan para sesepuh mereka dalam menyebarkan Islam di Cirebon. Di situs makam Sunan Gunung Jati sendiri terdapat cungkup Trusmi yang khusus dibuat untuk masyarakat Trusmi. Cungkup ini sebagai tempat peristirahatan masyarakat trusmi ketika berjiarah ke makam Sunan Gunung Jati. Karena itu setiap empat tahun sekali dalam acara adat Buka Sirap masyarakat Trusmi berkewajiban merenovasi cungkup ini sebagai rasa tanggung jawab atas diberinya kepercayaan memiliki cungkup di situs makam Sunan Gunung Jati.

singa payung

Desa Trusmi Desa Batik

Desa Trusmi Desa Batik
Trusmi
Batik Trusmi
Batik Cirebon
Batik Tradisional
Halaman belum diedit, maaf ya....

Puasa Ritual Masyarakat Trusmi

Bulan penuh berkah bulan Romadhon atau Puasa terasa kental dengan nilai tradisi di Trusmi. Sebut saja dengan adanya berkat caratan, yaitu makanan untuk berbuka puasa yang dilakukan bergantian atau sukarela oleh masyarakatnya. Dan untuk pemangku gelar adat di Trusmi diwajibkan untuk melaksanakan tradisi maleman setelah tanggal 20 Puasa. Tradisi maleman ini berupa selametan dengan memberikan berkat berupa maakanan dan lauk pauk yang diberikan menjelang subuh.

Untuk masyaraktnya sendiri diwajibkan menyalakan damar malem, yaitu obor yang terbuat dari batang bamboo yang dililit kain dan dilapisi lilin dari sisa pembuatan batik. Damar malem ini dinyalakan di setiap pojok rumah pada malam setelah sholat magrib pada tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Puasa dan pada malam lebaran dinyalakan di makam orang tua masing-masing. Tujuan ritual ini adalah sebagai penanda bahwa malam-malam lailatul qodar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan akan turun pada malam-malam sepuluh terakhir tepatnya tanggal ganjil bulan puasa.

Sore hari setelah waktu ashar di tanggal terakhir bulan Puasa masyarakat Trusmi saling mengirim makanan berupa nasi dan telur ke saudara dan tetangga. Bagi yang mampu biasanya memberikan berkat ancak berupa nasi dan lauk pauk untuk makam keramat Buyut Trusmi. Masyarakat Trusmi tidak mengenal tradisi kupat pada waktu idul fitri dan idul adha seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Kupat hanya dibuat menjelang acara Memayu ( acara adat menjelang musim hujan ), dan wajib hukumnya bagi masyarakat Trusmi.

Masjid Keramat Trusmi

Masjid Keramat Trusmi
Batik Trusmi
Belum diedit, maaf ya...

Makam Keramat Buyut Trusmi

Makam Keramat Buyut Trusmi
Batik trusmi
Belum diedit, sory ya.....

Muludan Ritual Masyarakat Trusmi

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw diperingati oleh masyarakat Cirebon dalam berbagai bentuk. Sebagai tradisi yang turun temurun upacara muludan dilaksanakan di beberapa tempat di Cirebon, diantaranya di Keraton Kasepuhan dan Kanoman pada tanggal 12 Mulud, di Desa Tuk tanggal 19 Mulud, desa Gegesik tanggal 21 Mulud dan desa Trusmi tanggal 25 Mulud.

Tuesday, January 19, 2010

templete

Monday, January 18, 2010

produk

Sunday, January 17, 2010

Photo





Friday, January 15, 2010

Legenda Manusia Macan Cirebon

Sejarah adanya pasukan ini bermula ketika Sunan Gunung Jati sebagai pendiri keraton Cirebon, diberikan hadiah dari kakeknya yang penguasa Pajajaran (Prabu Siliwangi). Hadiah itu berupa sepasukan khusus Pajajaran yang terdiri atas 12 orang yang dapat beralih rupa sebagai macan. Sebagaimana pasukan pengamanan, metoda penggunaan Ring 1, 2 dst juga berlaku.

Kemat Jaran Guyang

aji+kemat+jaran+guyang
Legenda Baridin merupakan cerminan dari keegoisan manusia yang mengakibatkan sakit hati yang perih. Cerita yang mengharu biru ini berakhir dengan kematian Baridin sebagai pelaku yang mengemat, dan Suratminah atau Ratminah yang dikemat. 

Thursday, January 14, 2010

Keraton Kacirebonan

Walaupun disebut sebagai Kraton namun bangunan dari Kraton Kacirebonan memiliki bentuk seperti rumah biasa yang menjadi tempat tinggal anggota keluarga kerajaan yang ada saat ini yang merupakan keturunan dari Raja Kanoman yang memisahkan diri dari Kesultanan Kasepuhan abad ke 18. jangan ragu-ragu datang kesini, ketuk pintunya dan seseorang akan membukakan pintunya dan dengan senang hati mengantarkan anda berkeliling, namun jangan lupa untuk memberi sumbangan. Rumah yang dibangun pada tahun 1839 ini memiliki arsitektur kolonial yang bagus serta sejumlah koleksi antara lain pedang, dokumen dan benda-benda peninggalan kerajaan lainnya.

Wednesday, January 13, 2010

Siti Inggil

siti+hinggil
Siti Hinggil

Keraton Kanoman


Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung Jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati juga meninggalkan jejaknya yang hingga kini masih berdiri tegak, jejak itu bernama Kraton Kanoman. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara.

Makam Sunan Gunung Jati


makam+sunan+gunung+jati
Makam Sunan Gunung Jati Cirebon 
Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Kehidupannya selain sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubaligh dan dai pada jamannya juga sebagai pemimpin rakyat karena beliau menjadi raja di Kasultanan Cirebon, bahkan sebagai sultan pertama Kasultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati. Memasuki kompleks pemakaman anda akan melihat Balemangu Majapahit yang berbentuk bale-bale berundak yang merupakan hadiah dari Demak sewaktu perkawinan Sunan Gunung Djati dengan Nyi Mas Tepasari, putri dari Ki Ageng Tepasan, salah seorang pembesar Majapahit.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

masjid+agung+sang+cipta+rasa+
KabarIndonesia - Biasanya adzan dilakukan oleh satu orang. Namun, ini berbeda dengan apa yang terjadi di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. Di masjid yang dibangun sekitar tahun 1480 ini, adzan dikumandangkan oleh tujuh orang sekaligus secara bersamaan. Satu hal yang tidak akan kita pernah temui di belahan dunia manapun.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan masjid tertua di Cirebon. Masjid ini terletak di sebelah barat alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon dan dibangun sekitar tahun 1480 M. Wali Songo berperan besar terhadap pembangunan masjid ini. Sunan Gunung Jati yang bertindak sebagai ketua pembangunan masjid ini menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya.

Sunan Gunung Jati

sunan+gunung+jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa beliau lahir pada sekitar 1448 M. Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari kelompok ulama besar di Jawa bernama walisongo.

Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450. Ayah beliau adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar.
Jamaluddin Akbar adalah seorang Muballigh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucu beliau Imam Husain.

Keraton Kasepuhan

keraton+kasepuhan+cirebonKeraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.

Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu Kereta Singa Barong.

Kereta Gede Pekalangan



pedati+gede+pekalanganpedati+gede+pekalanganpedati+gede+pekalangan



Puing-puing Pedati Gede Pekalangan 

Barangkali tak ada pedati di jagat ini memiliki ukuran raksasa seperti pedati gede ini. Panjang total pedati 8,6 meter, tinggi 3,5 meter dan lebar 2,6 meter. Pedati itu memiliki enam roda besar berdiameter 2 meter dan dua roda kecil berdiameter 1,5 meter. Panjang jari-jari roda besar 90 cm dan panjang jari-jari roda kecil 70 cm.

Kereta Jempana

kereta+jimprana+cirebon
Kereta Jempana dimusiumkan di Keraton Kanoman. Kereta ini lebih sederhana dari dua kereta keraton

Kereta Kencana Singa Barong


Suatu malam Pangeran Losari adik dari Panembahan Ratu I (raja Kerajaan Cerbon ke-2) melihat mahluk prabangsa (mahluk purba, hewan imajiner) terbang gagah berani di angkasa. Mahluk tersebut berbadan singa berkepala naga dengan belalai yang menggenggam trisula, di badannya terdapat sepasang sayap yang indah. Kemudian gambaran tersebut disampaikan ke Panembahan Ratu I dan menjadi ide pembuatan kereta kerajaan yang baru sebagai pengganti Pedati Gede Pekalangan (sekarang sudah rusak).

Ide dasyat tersebut diwujudkan oleh Ki Gede Kaliwulu yang bernama Ki Natagana dengan hasil yang sangat sempurna. Selesai pada tahun 1571 S/ 1649 M, dengan sengkalan ( kode tahun Saka/Jawa ) “Iku Pandhita Buta Rupane” yang berarti “Itu Pendeta Raksasa Wujudnya”.

Ketika Kerajaan Cerbon pecah menjadi tiga, Kasepuhan, Kanoman dan Kepanembahan Cerbon, Kereta Singa Barong menjadi milik Kasepuhan dan menjadi kendaraan Sultan Sepuh. Tahun 1942 Kereta Singa Barong dimusiumkan oleh Keraton Kasepuhan hingga sekarang.

Artikel terkait