Monday, February 7, 2011

Batik Mega Mendung Motif Arjuna Tapa

batik mega mendung cirebon motif arjuna tapa
Sebernya motif mega mendung Arjuna Tapa ini sudah terjual oleh seorang kolektor batik dari Jakarta. Beliau sangat kagum dengan buatan   Wongtrusmi, amazing art of batik mega mendung, wow... Maka beliau memesan satu lagi dengan motif yang sama tapi dengan nuansa mega mendung yang diberi gradiasi.

Gambar diatas hanya sebagian dari adegan motif batik mega mendung Arjuna Tapa. Sengaja dibuat dengan teknik pewarnaan keratonan untuk menimbulkan kesan klasik dan memberikan efek tentram bagi yang melihatnya. Memang sangat sesuai dengan tema yang diusung, kedamaian yang dirasakan oleh Arjuna ketika bertapa, walaupun berbagai macam godaan termasuk juga dengan tujuh bidadari yang menggodanya Arjuna tetap larut dalam kedamaian tapanya.


Kain terbuat dari primissima bendera biru, ukuran 110x265 cm, klasifikasi batik halus.

Kalau ingin tahu cerita Arjuna Tapa, berikut saya lampirkan dari wayang.wordpress.com:

Niwatakawaca raja Himataka ingin menghancurkan kerajaan Indra, Indra ingin minta bantuan kepada Arjuna yang sedang bertapa di Indrakila. Tujuh bidadari diutus untuk menguji keteguhan tapa Arjuna. Suprabha dan Tilottama memimpin tugas para bidadari itu. Tujuh bidadari menyusuri Indrakila, kemudian tiba di gua tempat Arjuna bertapa. Para bidadari berhias cantik, menggoda dan mencoba menggugurkan tapa Arjuna..usaha meraka tidak berhasil, para bidadari kembali ke kerajaan Indra, lalu melapor hasil tugas mereka kepada Indra.
Indra menyamar dalam wujud orang tua, datang di pertapaan Arjuna. Ia ingin mengethui tujuan tapa Arjuna. Lewat pembicaraan mereka, Indra memperoleh jawaban, bahwa tapa Arjuna bertujuan untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang ksatria dan ingin membantu Yudhisthira sewaktu merebut kerajaan dari kekuasaan Duryodhana. Indra sangat senang mendengar penuturan Arjuna, lalu memberi tahu, bahwa dewa Siwa akan memberi anugerah atas tapa Arjuna.
Niwatakawaca menyuruh Muka untuk datang di Indrakila, dan membunuh Arjuna. Muka dalam wujud babi hutan mengganggu tapa Arjuna. Arjuna melepas tapanya, lalu berusaha membunuh babi hutan itu. babi hutan berhasil dibunuh dengan panah. Tancapan panah di tubuh babi hutan bersama dengan tancapan anak panah seorang pemburu. Arjuna berselisih dengan pemburu orang Kirata itu. terjadilah perkelahian seru. Arjuna hampir terkalahkan, lalu memegang erat kaki pemburu. Pemburu menampakan diri dalam wujud dewa Siwa. Arjuna menghormat dan memujanya. Dewa Siwa menganugerahkan panah Pusupati kepada Arjuna, kemudian lenyap dari hadapan Arjuna.
Dua bidadari utusan Indra datang menemui Arjuna, minta agar Arjuna bersedia menolong para dewa dengan membunuh Niwatakawaca. Kemudian Arjuna bersama dua bidadari datang di kerajaan Indra.
Arjuna dan Supraba ditugaskan untuk mengetahui rahasia kesaktian Niwatakawaca. Mereka berdua pergi ke Himataka. Supraba disambut oleh bidadari yang lebih dahulu diserahkan kepada Niwatakawaca. Arjuna mengikutinya, tetapi raksasa tidak dapat melihat karena kesaktian Arjuna. Tipu muslihat Supraba berhasil, ia mengetahui rahasia kesaktian Niwatakawaca. Yang berada di ujung lidah. Setelah mengerti rahasia kesaktian Niwaatakawaca, Arjuna membuat huru-hara, dengan menghancurkan pintu gerbang istana. Suprabha terlepas dari kekuasaan Niwatakawaca, lalu meninggalkan Himataka. Niwatakawaca merasa kena tipu, lalu mempersiapkan pasukan untuk menyerang kerajaan Indra. Para dewa juga bersiap-siap melawan serangan prajurit Niwatakawaca. Maka terjadilah perang besar-besaran. Arjuna menyusup ditengah-tengah barisan, mencari kesempatan baik untuk membunuh Niwatakawaca. Akhirnya anak panah Arjuna berhasil menembus ujung lidah Niwatakawaca. Niwatakawaca mati di medang pertempuran. Perang pun selesai.
Arjuna memperoleh penghargaan dari para dewa. Ia dinobatkan menjadi raja selama tujuh hari surga, (tujuh bulan dunia) dan memperisteri tujuh bidadari. Mula-mula Arjuna kawin dengan Supraba, kemudian dengan Tilottama, dan selanjutnya lima bidadari lain yang pernah menggoda tapanya. Bidadari Menaka yang mengatur perkawinan mereka. Setelah genap tujuh bulan, Arjuan minta diri kepada dewa Indra untuk kembali ke dunia, menemui saudara-saudaranya.
Arjuna naik kereta diantar oleh Matali. Para bidadari menangis atas kepergiannya.
Sumber Cerita: Naskah Kirtya Nomor 1092
R.S Subalidinata


No comments:

Post a Comment