Tuesday, January 26, 2010

Muludan Ritual Masyarakat Trusmi

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw diperingati oleh masyarakat Cirebon dalam berbagai bentuk. Sebagai tradisi yang turun temurun upacara muludan dilaksanakan di beberapa tempat di Cirebon, diantaranya di Keraton Kasepuhan dan Kanoman pada tanggal 12 Mulud, di Desa Tuk tanggal 19 Mulud, desa Gegesik tanggal 21 Mulud dan desa Trusmi tanggal 25 Mulud.


Sama halnya dengan ritual yang dilakukan di Keraton Kasepuhan, di Trusmi juga acara Muludan dimulai dengan berangkatnya iringan pembawa jimat dan pontang ( hidangan tradisional ) dari kediaman Sep ( kepala kunci kiai Trusmi ) menuju masjid keramat Trusmi. Acaranya adalah pembacaan kitab Maulid Albarjanzi yang berisikan tentang kehidupan Nabi Muhammad saw. Ritual ini dilaksanakan pada malam 25 Mulud setelah sholat Isya.

Biasanya Trusmi mulai kebanjiran pedagang dan pejiarah mulai tanggal 13 Mulud atau setelah acara panjang jimat tanggal 12 Mulud di Keraton Kasepuhan selesai. Nah, bagi anda yang bermaksud untuk berbelanja batik Trusmi janganlah di antara tanggal 13-25 Mulud karena jalanan Trusmi sudah tidak bersabat dengan mobil kecuali kalau mau ngantri untuk mengambil parkir atau mungkin mobil anda tergores. Apalagi puncaknya 20-25 Mulud, pastinya jalanan trusmi sudah distop untuk kendaraan. Tapi jangan kuatir banyak jasa yang menawarkan parkir di sekitar jalan yang menuju Trusmi, Anda tinggal belanja dengan jalan kaki. Tapi jangan kaget karena seluruh showroom batik di pinggir jalan tertutup rapat oleh pedagang kaki lima, jadi Anda mesti jeli memilih showroom yang dituju.

Selain berbelanja ada sebagian pengunjung berjiarah ke Makam Buyut Trusmi. Tujuan mereka bermacam-macam, dari yang ingin memgetahui situs keramat, mendoakan para auliya, dan ngalap berkah. Mereka yang bermaksud ngalap berkah dianjurkan untuk melapor dulu kepada Kiai yang bertugas, kemudian oleh pembantu kiai yang disebut Kemit pejiarah akan diantar sesuai dengan keinginan. Biasanya ritual ngalap berkah dimulai dari mandi di Pakulahan ( kolam yang digunakan untuk mandi di sebelah timur masjid ), kemudian dilanjutkan dengan mandi di sumur sebanyak tujuh ember. Ritual ini dimaksudkan untuk membersihkan badan sebelum ritual kedua dilaksanakan. Selesai mandi dan berpakaian yang rapih pejiarah menuju ke makam Buyut Trusmi untuk berdoa. Kemudian ritual yang terakhir adalah sesuai keinginan pejiarah, ada yang langsung pulang, nyepi, atau mencari benda-benda yang diyakini dapat memberikan berkah seperti, sumbu atau kapas dengan minyak kelapa, gabah, lidi, dan air. Selesai berjiarah jangan lupa pamit ke kiai yang bertugas, jangan lupa kasih amplop lho.

Yang menarik di dalam peringatan Maludan ini adalah adanya kewajiban bagi orang yang mempunyai gelar adat Trusmi seperti Kunci Kiai, Kiai, Masbuk dan Kaum untuk selametan dengan membuat pontang atau berkat. Berkat ini diberikan untuk Keramat Makam Buyut Trusmi dan sebagian dibagikan kepada kerabat dan famili.

1 comment:

  1. Permisi, saya wina mahasiswi asli cirebon yang tengah kuliah di Bandung. Saya ingin meminta izin untuk menggunakan artikel ini sebagai salah satu ajuan tugas kuliah, untuk sumbernya akan tetap saya sertakan alamat blog ini, terima kasih. :)

    ReplyDelete