Tuesday, January 26, 2010

Puasa Ritual Masyarakat Trusmi

Bulan penuh berkah bulan Romadhon atau Puasa terasa kental dengan nilai tradisi di Trusmi. Sebut saja dengan adanya berkat caratan, yaitu makanan untuk berbuka puasa yang dilakukan bergantian atau sukarela oleh masyarakatnya. Dan untuk pemangku gelar adat di Trusmi diwajibkan untuk melaksanakan tradisi maleman setelah tanggal 20 Puasa. Tradisi maleman ini berupa selametan dengan memberikan berkat berupa maakanan dan lauk pauk yang diberikan menjelang subuh.

Untuk masyaraktnya sendiri diwajibkan menyalakan damar malem, yaitu obor yang terbuat dari batang bamboo yang dililit kain dan dilapisi lilin dari sisa pembuatan batik. Damar malem ini dinyalakan di setiap pojok rumah pada malam setelah sholat magrib pada tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Puasa dan pada malam lebaran dinyalakan di makam orang tua masing-masing. Tujuan ritual ini adalah sebagai penanda bahwa malam-malam lailatul qodar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan akan turun pada malam-malam sepuluh terakhir tepatnya tanggal ganjil bulan puasa.

Sore hari setelah waktu ashar di tanggal terakhir bulan Puasa masyarakat Trusmi saling mengirim makanan berupa nasi dan telur ke saudara dan tetangga. Bagi yang mampu biasanya memberikan berkat ancak berupa nasi dan lauk pauk untuk makam keramat Buyut Trusmi. Masyarakat Trusmi tidak mengenal tradisi kupat pada waktu idul fitri dan idul adha seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Kupat hanya dibuat menjelang acara Memayu ( acara adat menjelang musim hujan ), dan wajib hukumnya bagi masyarakat Trusmi.

1 comment:

  1. mebengi isun bli nyuled damar malem euy...
    asale ning bogor langko wong dagange...
    hehehe

    Artikelnya bagus-bagus euy...
    Manstab dech..!

    ReplyDelete